Diberitakan Pengaspalan Amburadul, Pemdes Siwatu Diduga Intimidasi Narasumber

    Diberitakan Pengaspalan Amburadul, Pemdes Siwatu Diduga Intimidasi Narasumber

    Batang - Viralnya pemberitaan media terkait pengerjaan proyek pengaspalan jalan di Dukuh Pompongan Desa Siwatu Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang, menjadi perbincangan yang cukup ramai di masyarakat.

    Dengan adanya pemberitaan yang viral tersebut, maka kecamatan wonotunggal turun tangan untuk mengkonfirmasi persoalan tersebut dan memanggil beberapa pihak yang terlibat dalam proyek itu. Panggilan yang dilakukan oleh kecamatan ditujukan kepada, PD (Pendamping Desa) , PKA (Pelaksana Kegiatan Anggaran) , TPK (Team Pelaksana Kegiatan)dan Kepala Desa.

    Namun ada hal yang menarik dalam pemanggilan tersebut, pihak pemerintah desa siwatu diduga melakukan tindakan intimidasi kepada warga yang memberikan informasi terkait hal itu.

    Pasalnya pemerintah desa memanggil warga tersebut untuk diajak ke kantor kecamatan wonotunggal, padahal tidak ada surat pemanggilan resmi dari kecamatan wonotunggal.

    Camat Wonotunggal A. Puryono saat dikonfirmasi awak media mengatakan bahwa,

    "Pemanggilan terhadap narasumber atau warga atas nama Wagiono yang dilakukan oleh pemerintah desa sebenarnya tidak perlu karena hal tersebut menyalahi aturan, sebab melakukan pemanggilan kepada seseorang oleh instansi harus dilakukan secara resmi dengan menggunakan surat, dan kami pihak kecamatan juga tidak perlu dihadirkan Wagiono karena kecamatan tidak memanggil Wagiono, dalam surat panggilan tidak terdaftar Wagiono untuk datang ke kecamatan"tegas camat, Rabu (27/4/2022).

    Edi Purwanto

    Edi Purwanto

    Artikel Sebelumnya

    Lagi, Pengaspalan Jalan Desa Yang Masih...

    Artikel Berikutnya

    Dandim 0736/Batang Cek Kesiapan Rest Area...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    TV Parlemen Live Streaming
    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar

    Ikuti Kami